Kamu, Petak Umpet, dan Permainan Hati

Mencintaimu tidak pernah habisnya. Kamu itu kue manis di hari raya yang selalu kumakan lahap. Menantimu adalah sebuah kesabaran. kamu tak perlu berlari dengan menunggangi kuda putihmu. Cukup bawa hatimu. Ikhlas, dengan satu syarat mencintai-Nya. Menatapmu dengan mataku. Tak terlihat, namun kuyakin engkau ada di sana. Telah diciptakan-Nya kamu sebagai kado di hari bahagia nanti. Sekarang dibiarkan-Nya kita bermain petak umpet. Membuktikan bahwa ini semua hanya permainan hati.


Komentar