Menikmati Kesendirian Part 2

Tujuan saya menikmati Jogja hari itu adalah Gramedia Pusat Yogyakarta (saya tidak tahu nama jalannya apa, pokoknya di persimpangan, depan posko polisi). Saya tersadar bahwa saya kelewatan halte terdekat menuju gramedia, lalu secara otomatis, saya berjalan sedikit, setapak demi setapak, sekitar 5 menit menuju Gramedia. Gak papa jalan, biar kurus! Nah perempuan itu ya harus begini, pintar melihat sisi positif dari berbagai hal. GILE, lo pencitraan icy? -__-
Sesampainya di Gramedia, saya langsung bisa membaui wangi-wangian khusus Gramedia. Perpaduan wangi-wangi kertas, lalu wangi tas-tas mahal, lalu… hmm beberapa orang yang suka ke Gramedia pasti tak asing lagi dengan wangi yang saya bilang barusan.
Saya langsung menuju ke lantai 3, yap, tempat buku-buku bacaan seperti novel, antalogi puisi, dongeng, hingga buku-buku berbau politik, masakan, dan agamapun ada di sini. Saya melihat banyak novel dan antalogi puisi baru, beberapa penulis ada yang saya tau, karena merupakan teman satu angkatan ketika SMA, teman satu kelompok drama ketika kuliah, dan ada pula senior saya. Tulisan mereka terbit semua. Ya ampun, betapa kagumnya saya kepada orang-orang itu. Orang-orang yang menulis adalah orang-orang yang mau dibaca pikiran dan isi otaknya. Buat orang-orang yang bermimpi tulisannya terbit, jangan mau kalaaaah! Someday we will, right.
Dulu, saya sempat takut menulis. Meski saya tergabung sebagai anggota pers mahasiswa ketika kuliah S1 yang notabene wajib menulis berita, saya masih takut takut untuk mengemukakan pendapat saya sendiri lewat tulisan. Takut orang-orang tau betapa bodohnya saya. Takut orang-orang menyalahkan saya atas tulisan saya. Pokoknya takut dan tidak percaya dirilah. Namun semakin beranjak dewasa dan semakin tua, saya menyadari bahwa menulis adalah hal yang menyenangkan.
Saya akui, saya semakin lega setelah menulis. Dulu banyak tulisan yang hanya saya simpan di folder dan tidak saya publikasikan ke blog. Beda halnya sekarang, entah tulisan curhat, atau tulisan konyolpun, menurut saya, tidak masalah dipublikasikan. PEREMPUAN, PERCAYA DIRILAH….! Setidaknya seperti itulah kalimat semangat yang dilontarkan dari seorang penulis perempuan terkenal Indonesia, Djaenar Maesa Ayu ketika saya dan teman-teman perempuan menghadiri diskusi dan nonton bersama film beliau yang berjudul Mereka Bilang Saya Monyet. Dari sini, kobaran api semangat saya tersulut kembali. Saya buka file-file tulisan saya, saya edit sedikit, dan kembali menulis di blog ini. HEHEHE.
Okay, balik ke Gramedia lagi. Saya menikmati kesendirian saya di sini. Musik-musik lembut mampu membuai saya dalam kedamaian. Tuhan… kebahagiaan didapat dari hal sekecil ini. Alhamdulillah… Saya pun tergoda untuk membaca beberapa sinopsis novel buatan orang Indonesia, meskipun tujuan saya sebenarnya adalah novel terjemahan Bahasa Inggris demi kepentingan tugas akhir.
Musik-musik pun diperdengarkan bergantian. Kadang hanya musik saja, kadang disertai lagu galau. Ya ampun kenapa musti lagu galau mamen -___-
Berselang waktu kemudian, saya sudah berada di rak buku novel-novel terjemahan. Saya bingung. Oke, lagu galau pas banget nih timingnya di sini. Saya bingung mau beli novel terjemahan yang mana hahahaha, hingga akhirnya pilihan terbaik saya jatuh ke novel 1984 karya George Orwell dan The Casual Vacancy karya J.K. Rowling. Semoga menyenangkan membaca kalian!
Bersambung…

Komentar