Pernah gak sih
kamu merasa gundah? Bukan soal cinta, tapi soal cita-cita. Di saat beberapa
teman sebaya sudah menemukan passion dan meraih cita-cita mereka, kamu
malah kayak masih di garis start.
Kamu kayak siput pemalu yang jalannya pelaaaaan banget. Kura-kura dan ulat bulu
aja kalau jalan gak sepelan itu juga kali. Huff. Ya, perasaan gundah gulana itu
tercampur aduk dengan perasaan ketidakberdayaan kamu. You feel nothing. Kamu kayak
udah gak ada apa-apanya dibanding teman-teman kamu yang udah mulai pamer
kesuksesan mereka. Kamu, ya masih dalam tahap penanjakan menuju kesuksesan.
Pada
kenyataannya, itulah hal yang sedang saya rasakan. Saya gundah. Saya bingung.
Saya sedikiiiiiit, iri. Bukan iri karena kesuksesan teman-teman saya yang telah
mendapatkan pekerjaan tetap, gaji, dan pacar. Eh.. Jelas, yang membuat saya iri
adalah karena mereka telah mengetahui kehidupan apa yang akan mereka arungi
selama 3 tahun hingga 10 bahkan 25 tahun kedepan. Sedangkan saya? Masih
terlontang-lantung seperti kerupuk yang terjuntai saat lomba 17 Agustus-an.
Saya masih hidup di bawah ketiak orang tua. Telah saya susun banyak rencana,
namun rencana ya tetap rencana. Manusia tidak pernah punya daya untuk
memastikan rencananya bakal jadi kenyataan apa tidak. Satu rencana besar yang
saya susun untuk melanjutkan studi s2 di Yogyakarta mesti kandas begitu saja.
Barangkali Allah belum meridhoi. Sekarang hidup saya masih berserakan layaknya
gula pasir yang ditumpahkan di atas meja makan, namun saya percaya Allah akan
memberikan yang terbaik.
Maaf
jika saya sedikit iri. Iri karena beberapa teman-teman tersebut telah menemukan passion dan cita-cita mereka. Sedangkan saya?
Jelas belum. Hingga saya genap berumur 23 tahun pun, pertanyaan tentang passion masih sering berterbangan bagaikan
lalat di kepala saya. Sebenarnya apa passion saya? Apa yang membuat saya bahagia?
Bekerja adalah soal passion,
bukan? Saya berharap suatu saat saya benar-benar bisa menggeluti pekerjaan yang
sesuai dengan passion saya. Mengajar, fotografi, menggambar
hal-hal aneh, berhubungan dengan orang banyak, hingga bekerja di bidang acara (event
organizer) adalah pekerjaan yang saya sukai. Sayang, belum satu pun
diantara kesukaan tersebut yang benar-benar menjadi passion saya. Ya, meski hal-hal tersebut
membuat saya bahagia. Namun tetap yang saya cari adalah hal yang membuat saya
BENAR BENAR BAHAGIA. Passion yang akan membuat saya bergairah dalam
melakukan pekerjaan. Passion yang akan membuat saya bekerja
layaknya sebuah permainan. Passion yang akan membuat saya mencintai semua
yang saya kerjakan.
Di
sisi lain, semangat saya menjadi membara. Rasa iri tersebut membuat saya ingin
terus berjuang untuk menemukan passion yang selama ini masih menjadi
teka-teki. Saya harus segera mencari jawabannya. Barangkali, passion tersebut sebenarnya sudah saya temukan,
namun butuh peneguhan dari hati. Peneguhan yang membuat saya memantapkan hati
akan passion itu. Bagaimanapun juga, saya ingin
meraih kesuksesan seperti beberapa teman saya. Jika hari ini saya masih seperti
siput yang jalannya super pelan, namun jika saya terus berusaha, berusaha, dan
berusaha hari demi hari untuk menemukan passion tersebut dan segera mewujudkan mimpi,
insya Allah usaha tersebut akan dibayar nantinya oleh Allah swt. Sang siput pun berubah jadi sang
harimau. Hi hi.
Pada
akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang nasibnya
lebih beruntung dibandingkan saya. Cerita kesuksesan mereka membuat diri ini
tidak ingin berhenti berjuang. Meski saya seringkali mendapati diri ini gundah
dan sedih karena belum bisa mendapatkan yang diinginkan, namun suatu saat saya
yakin akan bahagia seperti mereka. Saya juga yakin bahwa kesuksesan mereka
didapatkan dengan perjuangan keras, tangis, air mata, lalu tawa bahagia.
Kembali ke sebuah pepatah, berakit-rakit
ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang
kemudian. Tidak ada kesuksesan yang diraih dengan instan. Semua pasti
dimulai dengan usaha, ketekunan, dan seberapa dekat diri kita dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Maka mulai dari sekarang mari kita berperang melawan diri sendiri.
Berusaha menemukan passion atau hal yang kita cintai, berusaha
meraih cita-cita, berusaha mendapatkan pekerjaan, berusaha mendapatkan gaji,
dan berusaha membahagiakan hati orangtua kita. Bismillahirrahmanirrahim :)
Solo, 12 Agustus
2014
15.47 WIB
15.47 WIB
Komentar
Posting Komentar