Tuna Bukan Ikan

Pagi ini, tiba-tiba saya mengambil hp, mencari kontak seorang teman di applikasi blackberry messanger, lalu mengetik sebuah kalimat kira-kira seperti ini, “Tun, udah di Bandung lagi?”
Gara-gara pesan singkat tadi, saya tergelitik untuk menceritakan teman sebangku SMA saya yang satu ini. Bukan cerita istimewa memang.
Tuna, namanya. Bukan nama sebenarnya. Namanya lebih bagus dibandingkan itu. Hanya saja saya sering memanggilnya dengan panggilan unik (aneh), seperti boy, roda, bob, nduk, ayu tingting, garfield, yuang, dan panggilan aneh lainnya. Maaf. He he he. Dia pun juga begitu. Gak jarang perempuan yang sudah berbadan langsing ini, di mana dulu dia tak selangsing sekarang huaaa, memanggil saya dengan panggilan phill ataupun philips. Mungkin dia berharap bahwa temannya yang satu ini which is saya adalah seorang BULE. 
Orang-orang yang belum mengenalnya dengan baik sering bilang kalau Tuna itu sedikit judes dan gak banyak omong. Kadang, Tuna memang judes. Tapi, kalau dia gak banyak omong? Hmm, GAK. Coba deh ngobrol seharian sama dia. Maka bakal ketauan kalau si Tuna ini cerewet, imajinasinya super tinggi, lucu, dan pintar. IQ-nya tertinggi di antara teman se-gank saya di SMA, lho. Ciyeee.. Sedikit berat mengakui kalau dia pintar. (Takut si Tuna baca, lalu gr, lalu besar hidungnya lalu terbang, lalu jatuh pingsan, dan gak ada Om Tom Cruise yang bisa gendong) Cian kamu, Tun. Ck ck.  
Meski pintar, Tuna ini tipe perempuan PE MA LAS lho. Tapi, sedikit bocoran, abangnya malah pintar dan rajin banget. Kok bisa, ya? Kerjaan Tuna di kelas baca novel berat. Kayak novel karangan Dan Brown. Sebelum beralih ke Dan Brown, dia pernah suka novel genre remaja sih, teenlit. Soalnya si Tuna inilah yang memperkenalkan saya sama Luna Torashingu, penulis novel remaja favorit saya di kala labil. Di kala masih suka oon oon-an sama cinta cintaan masa remaja. Ha ha ha. Di kala masih sok cemburu cemburuan kalau gebetan alias orang yang disuka lagi pdkt sama perempuan lain. Preeet. Tepok Jidaaaaat.   
Oya, meski di kelas kerjaan Tuna cuma baca novel atau main hp sambil denger musik, siapa sangka dia jebol SNMPTN ke salah satu Universitas terbaik di Indonesia, Universitas Padjajaran (Unpad) pada tahun 2009. Wow. Apa saya bilang, she is clever, right? No. She is genius. Yap! Menurut saya sih, hobi Tuna dalam baca novel, nonton film, denger musik malah bikin dia terbang ke Unpad. Hi hi hi. Bisa gitu ya? Iya, bisa.
Ah udah ah capek muji Tuna. Gak dibayar juga buat nulis dia. Mending saya cerita tentang pengalaman kami berdua yang dipanggil oleh salah satu guru ter-killer pas SMA. Ini termasuk pengalaman yang gak bisa dilupain. Yaiya, dipanggil guru killer ke ruangannya huff. Hiks. Saat itu kitanya masih kelas 1 SMA. Masih lucu lucunya. Coba tebak deh kenapa kita dipanggil? Karena pas bu gurunya masuk kelas buat nenangin kelas, kami berdua malas asyik ria bermain HP. Na na na na. Alhasil hp kami berdua diambil sama bu guru tadi. Kami berdua boleh ambil hp-nya lagi asal bawa orang tua ke sekolah. Oalah ya ampun. Bisa bisanya saya tiba-tiba jadi nakal begini.  SEMUA KARENA TUNA. :p
Sehabis peristiwa tadi, saya langsung pengen nangis. Takut dimarahi mama. Ntar malah dibilang anak nakal. Huaaa. Tapi, coba tebak ekspresi si Tuna kayak apa? Dia malah senyam senyum sendiri. “Udahlah phil, biar aja hpnya ditahan sama si ibuk. Diemin aja seminggu. Ntar paling bakal dibalikin juga,” kata si Tuna cuek. Habis denger apa yang dia bilang, saya cuma bisa teriak TUNAAAAAAA!
Kira-kira itulah Tuna. Cuek. Apa adanya. Pintar. Punya abang kece. Punya banyak koleksi film, novel, dan lagu yang keren. Salah satu teman yang ditunggu tunggu kehadirannya di Padang karena pengen copy harta karunnya dari laptop. I mean film, novel, dan lagu keren tadi. Hi hi.   
Ada kata-kata yang cucok buat Tuna. Dikutip dari filmnya Rotatouille. Kurang lebih kata-katanya seperti ini, dia adalah teman saya, dia tidak mengerti saya, namun saya bisa menjadi diri saya sendiri di hadapannya. Ya, dia adalah Tuna, bukan Ikan Tuna. J      




Komentar