Sepatu yang Hilang

Kamu mungkin sepatu yang pernah hilang.

Sejak kecil, aku selalu menginginkan sepatu cantik yang bisa menemaniku ke mana saja. Aku menyukai sepatu flat sederhana berwarna pink. Tak perlu mahal, yang penting aku nyaman saat memakainya. Aku akan memamerkannya kepada siapapun yang memandang. Ah, bagiku dunia akan terasa lebih indah ketika aku melangkah menggunakan sepatu pink itu. Bisa aku pastikan hatiku berbunga-bunga saat berjalan, berlari, bahkan ketika duduk diam.

Namun, semua itu hanya mimpi yang tak pernah terwujud.

Sepatu pink yang aku harapkan ternyata menghilang sebelum benar-benar menjadi milikku. Perempuan lain memakainya, di kakinya yang tampak lebih langsing dan putih dibandingkan kakiku. Dia, perempuan itu tampak lebih cantik ketika melangkahkan kakinya bersamamu sepatu ujarku dalam hati. Aku sedih… mataku tak kuasa menahan air mata yang tiba-tiba saja sudah membasahi pipi. Aku yang selama ini hanya berani menatapmu diam-diam lewat jendela toko, berharap Ayah akan membelikanmu sebagai kado spesial di hari ulang tahunku, dan tiba-tiba kamu kini… sudah menjadi milik orang lain…

Apa lagi yang bisa kulakukan jika kamu bukan diciptakan untuk menghiasi kakiku?


Aku berdiam diri di kamar, berusaha untuk tidak lagi bersedih hati. Batinku menghibur… kamu hanya sepasang sepatu. Hanya sepasang sepatu…     

Jika kali ini, di umurku yang ke-17, aku belum bisa memakaikanmu di kakiku, maka aku yakin suatu saat aku akan menemukan sepatu pink lain yang akan membuatku bahagia melangkah sebagai… seorang perempuan yang beranjak dewasa.

-8 tahun kemudian-

Aku berjalan sendirian menyusuri kota, dan tiba-tiba aku menyadari ada sepatu flat pink sederhana yang tergeletak di tong sampah. Sesaat aku menyadari bahwa itu adalah sepatu pink yang sangat aku inginkan dahulu kala.

Lalu… akankah aku mengambilmu, memperbaiki tapakmu yang sudah rusak, menjahit, lalu memperbarui warnanya hingga mengilap lagi? atau… akankah aku membiarkanmu saja di sana, tergeletak menjadi barang rongsokan?

Aku tersenyum.
Kamu mungkin sepatu yang pernah hilang,” batinku.
Padang, 2015
-Untuk seseorang, 
semoga bahagia selamanya-

Komentar