Untuk Tuhan yang Sedang Memeluk Mama

Jika kamu merasa kehilangan, lalu larut dalam kesedihan… Bersyukurlah kamu tidak sendirian.
Sudah satu setengah tahun mama pergi, dipeluk Tuhan. Sudah satu setengah tahun pula saya berupaya untuk menegakkan kembali tonggak-tonggak jiwa saya yang telah runtuh. Ada rongga di hati saya yang tidak dapat digantikan oleh siapapun, kecuali beliau.
Saya tidak pernah membenci Tuhan, meski saya sering bertanya-tanya mengapa Tuhan mengambil mama begitu cepat. Hingga akhirnya saya sadar bahwa hanya perempuan-perempuan kuat yang diberi ujian kehilangan seperti ini.
Tuhan… Saya punya mama hebat. Peluk erat mama di sana Tuhan, sampaikan kepada mama betapa saya merindukan segala hal tentang beliau, tawa renyah beliau ketika menggoda mengatakan bahwa saya terlihat kurus ketika beliau tidak memasang kacamata di mata indahnya. Saya rindu mama, Tuhan. Rindu akan kecupan manis yang diam-diam beliau lakukan ketika saya baru saja tertidur lelap. Saya ingat betul kejadian di malam itu. Setelah lelah belajar persiapan CPNS, beliau datang ke kamar… memastikan apakah anak perempuannya ini sudah tidur apa belum. Lalu beliau berjalan mendekati kasur, dan mengecup kening saya dengan lembutnya. Tuhan, bila diingat-ingat lagi, itulah terakhir kali mama mengecup kening saya sebelum akhirnya beliau dilumpuhkan oleh penyakit yang dideritanya, tumor paru-paru.
Saya rindu mama, Tuhan…
Mama adalah kado terindah dari-Mu setelah kehidupan.
Tuhan, jaga mama, peluk erat mama, kecup mama.
Untuk Tuhan yang sedang memeluk mama... suatu hari, saya akan di sana bersama mama, juga bersama-Mu, dipeluk olehMu.  

Komentar