teman kecilku...
Dear, Bota.
Dear, Bota.
Sudah dua tahun kita tak saling memberi kabar. Apa kabarmu? Apa kau bahagia? Sebahagia ketika aku melihat burung-burung berterbangan, sebahagia ketika aku mendengar burung-burung bernyanyi. Apapun, bagaimanapun, aku yakin kita sama-sama bahagia.
Meski kita berada di bawah awan dan langit biru yang sama, tapi kita tidak pernah benar-benar bernafas di udara yang sama, kan? Butuh beberapa ratus kilometer menuju rumahmu. Butuh permainan-permainan takdir agar aku bisa bertemu denganmu. Lucu memang, ketika kita dulu pernah berada di kota yang sama, namun Tuhan tidak pernah benar-benar mengizinkanku untuk tidak sengaja bertemu kamu.
Aku sangat jarang merindukan seseorang, namun ketika aku rindu, maka itu adalah rindu yang seamat rindu.
Bota,
Sudah lama, sungguh sudah lama kamu tidak berkunjung ke dunia bawah sadarku. Satu sisi, itu amat menyenangkan. Aku tidak lagi mempertanyakan kenapa wajahmu, senyummu hadir kembali di mimpi-mimpiku bahkan ketika aku tidak mengingatmu barang sedetik. Satu sisi yang lain, aku merindukannya. Aku rindu wajahmu, senyummu hadir kembali. Aku rindu kebingunganku ketika melihat wajahmu di mimpiku.
Bota,
Ketika kamu tidak lagi mampir, apakah itu pertanda bahwa aku sudah mulai beranjak ke fase yang baru? Mulai jatuh cinta kepada orang yang baru?
Ini sulit, Bota. Kamu yang paling tahu, betapa jatuh cinta di usia dewasa seperti ini tidaklah mudah.
Bota,
Aku adalah perempuan yang terkadang tak sengaja memikirkan bagaimana hidupmu, apa kamu benar-benar bahagia, namun aku juga adalah perempuan yang hanya rindu dan punya cinta semu. Kamu pun tahu bahwa aku tidak benar-benar punya rasa, kan?
Aku hanya rindu momen-momen bahagia yang pernah kita bagi bersama. Hanya itu...
Aku adalah perempuan yang terkadang tak sengaja memikirkan bagaimana hidupmu, apa kamu benar-benar bahagia, namun aku juga adalah perempuan yang hanya rindu dan punya cinta semu. Kamu pun tahu bahwa aku tidak benar-benar punya rasa, kan?
Aku hanya rindu momen-momen bahagia yang pernah kita bagi bersama. Hanya itu...
Bota,
Kamu harus hidup bahagia, ya. Aku siap menerima kabar bahagiamu, kapanpun. Aku siap menerima ceritamu, kapanpun, aku siap aku siap aku siap.
Sekali lagi, Bota, kamu harus bahagia ya.
Sekali lagi, Bota, kamu harus bahagia ya.
Komentar
Posting Komentar